Sebetulnya Papiput sudah lama punya webstore sendiri. Sejak tahun 2014. Heran kan, kenapa nggak dari dulu aja Papiput jualannya pake webstore sendiri. Saya udah keenakan jualan via Facebook, Etsy, Instagram, dan kadang via Whatsapp karena semua bisa dilakukan via smartphone, dimana aja, kapan aja.

Sejujurnya, jualan via medsos sangat tidak efisien. Yang paling repot adalah harus mengirimkan rincian order pelanggan satu per satu. Semuanya dilakukan secara manual. Ada banyak celah untuk bikin kesalahan. Paling fatal kalau salah menjumlahkan total order. Kalau kelebihan, pelanggan yang rugi. Kalau kurang, saya yang rugi. Belum lagi pengecekan ongkos kirim harus dilakukan manual, via website masing-masing kurir. Mending kalau jaringan internet lagi bagus, kalau lagi jelek ya lama banget kirimin rekap ordernya.
Setelah dipikir-pikir, belanja via webstore akan menjaga privasi pelanggan juga. Karena pelanggan nggak perlu lagi nulis-nulis komentar di foto benang pada Facebook Papiput. Jadi, nggak bakalan ada orang yang tahu, si ini beli apa, si itu beli apa. Kalau via Facebook kan semuanya kelihatan. Si ini nulis komentar di foto benang ini belinya sekian gulung. Trus muncul deh opini atau bahkan gosip dari pelanggan lain, “Wah si A hobi banget jajan benang. Jajannya banyak banget lagi! Pasti benangnya numpuk banyak tuh di rumahnya.”

Akhirnya setelah menunda selama 2 tahun (atau lebih, saya sampai lupa), saya mengupdate webstore Papiput. Selain untuk efisiensi, juga untuk menghemat. Tau nggak, jualan via Etsy itu ada beberapa biaya yang “lumayan”. Setiap listing (display produk/item) berbiaya $0.20. Itupun memiliki jangka waktu “tayang” terbatas. Bila tidak diperpanjang dengan membayar $0.20, maka listing tersebut akan terhapus. Lalu bila produk laku terjual, Etsy memotong total penjualan sekian persen. Nggak cuma itu, Paypal sebagai mitra pembayaran resmi dari Etsy, juga memberlakukan potongan sebesar 4% per penjualan. Jadi dengan mengaktifkan penjualan via webstore sendiri, saya harap sih bisa menghemat setidaknya biaya listing dan potongan penjualan dari Etsy. Saya hanya tinggal membayar potongan penjualan dari Paypal sebesar 4%. Lumayan kan!

Webstore Papiput nantinya nggak cuma melayani pembelian internasional, tapi juga dalam negeri. Tentu saja, pelanggan dalam negeri adalah yang utama. Tapi saya masih harus belajar gimana caranya memberlakukan dua harga pada satu produk. Satu dalam nominal Rupiah, satu dalam nominal Dolar Amerika. Ongkos kirim juga pengennya sih sudah terintegrasi di “cart” pelanggan saat mau checkout. Musti giat belajar nih supaya bisa segera jualan via webstore.
Kapan Papiput akan mulai aktif berjualan via webstore sendiri? Tunggu info selanjutnya ya!
Kamu sendiri lebih suka belanja Papiput secara langsung via webstore atau via medsos? Bagi opininya dong! 🙂
Aku sih lebih suka lewat medsos karena bisa interaksi langsung dan 2 arah. Kalo website ga ada interaksinya. And I don’t mind orang lihat belanjaanku, biarin aja yg para kepo
LikeLike
Makasih tanggapannya mba. Salah satu kelemahan via medsos adalah aku lambat balas message atau komen karena banyak yg musti direspon. Mba Danny termasuk pelangganku yg sabar banget nungguin responku 😊
LikeLike
Sebenernya dua duanya ada plus minusnya. Tapi yang penting ada notifikasi kalau ada stok yang baru. Sering ketinggalan..hiks… Btw, mbak ada jadwal upload yang fix kah? Atau ada tips settingan di FB supaya bisa kelihatan kalau ada stok yang baru?
LikeLike
Bener mba. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Semuanya personal preference.
Untuk jadwal upload, berhubung jadwal profesi Ibu Rumah Tangga rada-rada abstrak, jadinya kadang susah nentuin tanggal Mbak, hehe. Tapi biasanya di awal atau akhir bulan aku post stok baru.
Kalau soal settingan FB, aku pikir setelah Mbak klik “like” FB page Papiput, atau “follow” FB page Papiput, Mbak bakalan bisa liat post baru. Nggak secanggih Instagram ya bisa “turn on notification”.
Rencananya aku mau bikin membership dan newsletter untuk webstore Papiput. Jadi rasanya itu sarana notifikasi yang lebih oke deh 😉
Makasih tanggapannya ya Mbak.
LikeLike
tapi harga rupiahnya tetap lebih bersahabat daripada dolarnya kan mbaak? hihihi
LikeLike
Tetep dong Mbaaak, hehehe
LikeLike